Selasa, 25 November 2008

“ Teriakkan mimpimu”


“ susan-susan kalau gede mau jadi apa ?, aku mau jadi pinter biar jadi dokter”. Yap itu adalah syair lagu ria enes dengan boneka ajaib si susan. Masih ingatkah kita kapan terakhir kali berbicara tentang cita-cita atau mimpi, kapan terakhir memikirkan mimpi, atau bahkan boro-boro memikirkan mimpi berniat untuk mempunyai mimpi saja sudah tidak ingat lagi. Tahu kah kawan semua yang ada disekitar kita , laptop yang semakin slim, flashdisk yang semakin mini tapi dengan kapasitas meyimpan yang semakin jumbo, bahkan pesawat dan sebagainya berasal dari mimpi-mimpi orang 10-20 tahun yang lalu.
Ada seorang teman yang dulunya mondok disalah satu ponpes di jawa timur. Semenjak SMP teman saya ini punya mimpi sekolah diluar negeri. Tapi jangankan sekolah keluar negeri sekolah didalam negeri saja tidak bisa, maklum orang tuanya tidak mampu secara materi. Untungnya karena semangat untuk bersekolah yang luar biasa, ada peluang bersekolah gratis denagn syarat harus mondok disalah satu ponpes jawatimur. Masa SMP dilalui dengan semangat begitu juga dengan masa SMU. Ternyata mimpi teman saya ini untuk bersekolah keluar negeri tidak pernah surut. Setiap solat wajib bahkan sunnah ia selalu berdoa agar bisa sekolah keluar negeri. Ia pun tidak sungkan2 bercerita ke teman-temannya tentang mimpinya. Sampai hampir lulus SMU belum ada tanda-tanda teman saya ini bisa sekolah keluar negeri, ia tidak putus asa ada sebuah keyakinan dahsyat dalam dirinya bahwa Allah maha mendengar doa-doa hambanya. Suatu ketika 3 hari menjelang pengumuman kelulusan ia dipanggil salah satu ustadz sepuh di ponpes itu, ternyata ia dapat beasiswa untuk meneruskan sekolah S1 di al-azhar mesir. Teman saya heran, dan bertanya kepada ustadznya kenapa ia yang dipilih. Sang ustadz menjawab teman saya dipilih karena sang ustadz mendengar dari santri-santri yang lain mengenai keinginannya yang begitu kuat untuk sekolah ke luar negeri. Sehingga begitu ada tawaran perdana untuk beasiswa study ke Al-Azhar sang Ustadz langsung teringat teman saya.
Kawan coba renungkan, bagaimana seandainya teman saya ini tidak berani bermimpi, tidak berani mendoakan mimpinya, tidak berani mengumumkan mimpinya ke teman-temannya ??? Apakah bisa sang ustadz memilih dia untuk sekolah di Al-Azhar ??? jawabannya tidak akan bisa. Ingatlah kawan “Mimpi itu bahan bakar yang membuat kita terus berpacu, dan lingkungan/orang2 disekitar yang akan menjaga kita tetap bertahan di jalur kesuksesan” Karena Itu kawan mulai sekarang beranilah merumuskan mimpi dan umumkan ke lingkungan tentang mimpi besar kita, biarkan lingkungan yang menjaga agar kita tetap konsisten pada mimpi kita.

Tidak ada komentar: